Taman Kota


image


“Bara?” Suara Bintang dari arah koridor berhasil mengejutkan si pemilik nama. “Ya? Emm Star? Dari kapan di situ?” Bara bangkit dari kursi tempat ia duduk tadi dan berjalan perlahan ke tempat Bintang berdiri. Netranya terlihat gemetar pertanda sang empunya sedang gelisah. Bintang tau persis apa yang sedang Bara khawatirkan.

“Lihat apa tadi? Serius banget?” Satu pertanyaan terlontar dari mulut Bintang berhasil membuat sekujur tubuh Bara kaku. Bara menarik nafas dan membuangnya kembali dengan samar. “Bukan apa-apa” Satu jawaban lolos dari mulut Bara, membuat si penanya tertawa kesal.

“Hahahahaa! Ya ampun Bara... Mau sampai kapan kamu nyembunyiin hal ini? Hmm?” Merasa suasana mulai memburuk, Bara menarik lengan Bintang, membawanya keluar dari lobby kantor tersebut. “Aku bakal jelasin semuanya, tapi bukan di sini.”

. . . .

Mobil hitam itu melaju membelah jalanan kota Jakarta hingga berhenti pada area parkir taman kota. “Hhhhhh” Hembusan nafas sang pengendara mobil mengawali suasana serius ini. Bintang melepas sabuk pengaman pada tubuhnya, melangkah keluar dari mobil dengan bara yang mengekor di belakang menuju bangku taman yang kala itu tidak terlihat pengunjung lain selain mereka berdua.

“Star...” Di ambilnya kedua telapak tangan itu ke dalam genggaman seraya mengusap lembut punggung tangan sang empunya. “Kita bahas ini pelan-pelan ya? Hmm?” Sepasang Netra itu menatap lembut pada lawan bicara, sepasang yang lain enggan untuk melakukan kontak mata.

“Star... Lihat mata Bara” Di sentuhnya lembut pipi sang gadis, mengarahkannya agar saling melihat satu sama lain. “Boleh Bara tau penyebab Star marah?” Tidak ingin memperkeruh suasana, Bara bertanya dengan penuh kehati-hatian.

“Hhh. Langsung aja.” Bintang menarik kedua tangannya dari genggaman Bara, mengarahkannya pada tas yang ia bawa dan mengambil handphone dari dalam sana.

“Lihat ini. Coba jelasin.” Bara reflek membulatkan mata saat melihat foto pada layar HP sang gadis. “Hmm, Star... Itu bara cuma scroll website motor aja, ada masalah?” Bintang kembali menarik hp nya, mengusap layar dan kembali ia tunjukkan pada sang lawan bicara. “S-star?? Kamu dapat dari mana foto ini?” Jawab Bara gugup.

“Kenapa? Kaget ya? Aku lihat dengan mata kepala-ku sendiri. Arena 1 jam 4 sore. Kamu, Julian Al Bara, tertangkap kamera sebagai seorang pembalap.” Bagai tersambar petir, sekujur tubuh dibuat kaku tak berdaya, hanya satu hal yang terlintas di kepala. Bintang. Entah bagaimana nasib hubungan mereka selanjutnya.

image

. . . To be continued- . . . -Zhi