Lima menit berlalu, akhirnya Nathan dan Kiera tiba di lokasi. Rendy dan Hasan terlihat berdiri menghadap bangunan bertuliskan Fairy Tale. Rendy menoleh ke belakang saat seseorang menepuk pundaknya.
“Gue inget.” Dengan napas yang tersengal, Nathan terus memutar otaknya menggabungkan kepingan puzzle satu sama lain.
(flashback penculikan bg hitam)
Empat sekawan ini kini berdiri pada kaki pegunungan. Disneyland Torch Kingdom berada tidak jauh dari pegunungan utara, perbatasan antara kerajaan Torch dengan kawasan Gold.
“Kita masuk ke sana?” Tanya Hasan yang hanya dijawab anggukan kepala dari Nathan dan Rendy. “Pegunungan ini cukup luas, mau menyewa kuda? Aku tau tempatnya.” Ujar Kiera. Ketiga laki-laki di sana menyetujui itu, akhirnya mereka melanjutkan pencarian dengan empat kuda bersama mereka. Tidak disangka jika Hasan juga bisa menunggangi kuda walaupun tidak se-pro tiga temannya.
“San! Perhatiin jalan lo jangan terlalu fokus ke HP.” Ujar Rendy. “Titik koordinatnya barusan kedip!” Mereka serentak berhenti. “Maksud lo?” Dahi Nathan mengenyit, berpikir keras maksud dari ucapan Hasan. “Lo tau sendiri gue sama om Theo lagi ngelacak om Yuta. Dan barusan titiknya nyala, tapi hilang lagi sialan.” Ujar Hasan.
“Pa‐eum.. Na, selanjutnya gimana?” Rendy bertanya. Nathan terlihat berpikir, melihat kedalam ingatannya. “Cari gubuk tua. Posisinya gak jauh dari jurang danau.” Ujar Nathan. “Are you sure the hut is still there? Nine years have passed.” Rendy ingat, kejadiannya sudah sembilan tahun berlalu. Satu tahun lagi, kasus ini akan terpaksa dihentikan. Tahun ini juga, pelakunya harus ditemukan agar bisa dihukum dengan adil apalagi kasus ini sudah mengarah pada kudeta.
Mereka kembali memasuki hutan, mencari gubuk yang kembali teringat. Cukup sulit karena pegunungan ini benar-benar luas adanya. Langit mulai kehilangan biru-nya. Terdengar suara decitan tikus tak jauh dari tempat mereka. “Hey guys! Is this the shack we're looking for?” Ketiga laki-laki yang mendengar teriakan Kiera, langsung menggerakan kuda mereka ke arah sumber suara. Ketiganya tiba di tempat secara bersamaan. Satu gubuk tua yang telah termakan waktu masih berdiri kokoh di hadapan mereka. Mereka turun dan mengikat kudanya pada pohon di sekitar gubuk. Ketika melangkah masuk, sebuah puzzle pieces kembali tersusun rapih bagai sebuah sihir.
(flashback gubuk bg hitam)