Different


image


“Star” Si pemilik nama terkejut bukan main, bukan karena namanya yang disebut. Melainkan karena pelukan yang tiba-tiba ia dapatkan dari kekasihnya. Wajahnya memanas, sudah pasti merah seperti kepiting rebus. Malu sekali. Rasanya Bintang ingin menenggelamkan wajahnya di dekapan Bara agar tidak ada yang melihat.

Bara mengeratkan pelukannya, membiarkan Bintang menenggelamkan wajah di depan dada nya. “Kenapa?” Bara memulai percakapan.

“Apanya?” Jawab Bintang. Suaranya samar namun tetap terdengar jelas ditelinga Bara. “Kenapa tadi lari, hmm?” Bara mengecup singkat pucuk kepala sang gadis untuk menenangkannya.

“Kaget” Jawab Bintang tanpa melepaskan pelukannya. “Hah? Kaget kenapa?” Bara terkekeh pelan mendengar jawaban Bintang yang dia anggap menggemaskan. Bintang melepas pelukan di antara mereka, membiarkan kedua pasang Netra saling bertemu untuk menyapa.

“Kamu beda banget” Bintang menelisik penampilan Bara dari ujung kepala hingga ujung kaki yang hari itu benar-benar terlihat berbeda. Biasanya Bara berpenampilan casual dan cenderung terkesan lembut. Namun kali ini, Bara mengenakan black leather biker jacket dengan black T-shirt dibaliknya, dipadukan dengan black jeans dan sepatu coklat mengkilap untuk bawahannya. Belum lagi ia membayangkan bagaimana jadinya jika Bara mengendarai motor dengan penampilan seperti itu. Sudah. Cukup. Membayangkannya saja sudah membuat Bintang pusing.

“Beda dalam artian apanih?” Alis Bara terangkat sebelah menuntut penjelasan. “Pake tanya. Gak sanggup aku. Mau rebahan aja di kamar. Bye.” Bintang mengibaskan tangan kanannya, menepis udara kosong sambil melangkah hendak meninggalkan halaman samping rumahnya. Namun lengan kiri Bintang berhasil Bara tahan.

Bara memiringkan kepalanya sedikit sambil tersenyum mengejek “Main kabur aja. Katanya kangen?” Godaan apalagi ini.

“Ssstt!” Bintang mempelkan jari telunjuk di depan bibirnya sendiri mengisyaratkan agar sang lawan bicara diam. Namun tentu saja Bara tidak akan diam dan tetap berusaha menggoda sang kekasih. Bara menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku calana yang ia kenakan. Senyum mengejek masih terpasang di wajahnya, membuat gadis di hadapannya memasang ekspresi kesal dengan pipi yang merona. Bara tau Bintang sedang tersipu malu, karena itu ia terus menggodanya.

“Kangen, kan? Iya tau. Kan sehati.” Ucapan Bara berhasil meledakkan hati Bintang hingga tak sanggup ia tahan. Melihat Bintang yang hampir menangis, Bara berjalan mendekat sambil mengeluarkan kembali tangannya dari dalam saku celana hendak memeluk sang kekasih namun naas gerakannya harus terhenti saat kepala Bara terhantam sebuah kunci motor entah siapa pelakunya.

“Oi.” Ah pasti kalian bisa menebak siapa pemilik suara ini.

“Bubar lo berdua. Ini bukan serial teletubbies, gak ada peluk-pelukan.” Jefrian menarik sang adik dari hadapan Bara, membawanya ke tempat dimana motornya terparkir. “Bawain kunci motor gue.” Perintah Jefrian pada Bara. “Ck.” Bara mendecak kesal. Namun entah kenapa tetap ia lakukan. . . .

To be continued- . . .

-Zhi