BACKSOUND — HEART BEAT : SURAN

“E-eh! Na?”

“Hmm?”

“Kenapa tiba-tiba narik aku gitu aja?” Langkah Nathan terhenti. Hening sejenak. Kakinya bergerak menghadapkan tubuhnya pada Kiera. Ia melepas genggaman tangan diantara mereka dan memasukkannya pada saku celana miliknya.

“Aku tahu kamu bakalan pilih Rendy.”

DEG!

“See? eyes can not lie.” Ujar Nathan.

Kiera terdiam. Tenggorokannya seperti tercekat karena tertangkap basah.

“Sebelum kamu dibawa pergi mereka, aku bawa kamu duluan. Satu langkah di depan itu baik bukan hahaa.” Nathan terkekeh memperlihatkan deretan giginya yang rapih.

Sedangkan yang diajak bicara hanya diam, Nathan berusaha mencairkan suasana dengan mengajak Kiera berkeliling membicarakan apa saja yang mereka lewati.

“Lucu banget!!”

“Berdiri di sana, biar aku foto.”

“Satu, dua, tiga, senyuuuum.”

CEKREK

Banyak sekali foto yang mereka ambil di sana. Bisa-bisa baterai kamera milik Nathan habis hanya untuk ini hahaha.

Melangkah dan terus melangkah, hingga langkah mereka terhenti pada sebuah toko souvenir. Nathan mengikuti Kiera masuk ke sana, ia membiarkan perempuan itu melakukan semua yang ingin dilakukan. Nathan memperhatikan kemana atensi Kiera tertuju, mata perempuan itu terlihat berbinar hingga menyentuh hati yang melihatnya.

“Beli saja.” Ujar Nathan. Mereka berdiri di hadapan deretan boneka kelinci berwarna ungu yang berhasil menarik hati perempuan sagitarius itu. Pada akhirnya mereka membeli beberapa souvenir di sana, yang semuanya berbentuk kelinci ungu.

Kata Kiera, kelinci ungu itu mirip Nathan. Kata Nathan, Kiera harus punya kelinci itu supaya bisa ingat Nathan terus.

“Anggap saja barang couple pertama kita.” Ujar Nathan.

“Iya.” Ujar Kiera.

Nathan manis. Kiera akui itu. Memang benar bahwa Kiera akan memilih Rendy tadi. Namun entahlah, kini ia semakin bimbang kemana sebenarnya hatinya tertuju. Saat bersama Rendy, ia merasa aman dan tidak ingin jauh darinya. Matanya tak bisa bohong mengikuti kemanapun Rendy pergi. Kiera menoleh ke arah Nathan. Jantungnya terus berdegup, semakin bergemuruh hingga sang empunya takut akan terdengar laki-laki di sebelahnya.

Gak! Lo gak boleh bimbang kaya gini terus. Lo harus yakin kemana hati lo berlabuh, Kiera. Batin Kiera.

Mereka berhenti dan duduk pada sebuah bangku pengunjung di sekitar air mancur yang bergerak indah. Tangannya sibuk memegang minuman juga biskuit mickey yang mereka beli tadi.

“Hahahaa! Na, Hasan ngambek gak dibeliin.”

“Biarin aja, suruh beli sendiri.”

*“Na, bonekanya mirip kamu.”

“Nanti sering diliatin ya biar inget aku terus hahahaa.”

“Biar apa? Biar kangen? Halah klasik”

“Ngapain. Kalo kangen mah langsung ketemu aja.”

“HAHAHAAAA.”

Keduanya tertawa dan tersenyum, menikmati waktu mereka hingga lupa tujuan utama ke tempat ini.


“Princess.” Ujar Nathan, sambil menatap Kiera di sisi kiri nya.

“Yaa?” Jawab Kiera, kini manik mereka saling bertemu.

“Rendy is your first love, right?”

DEG! Tepat sasaran.

“Tidak masalah jika aku bukan cinta pertama-mu. Tapi bolehkah aku jadi cinta terakhir-mu?”